Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jul
Tiga mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya yang tergabung dalam UKM Forum Diskusi Mahasiswa Penalaran, Penelitian, dan Penerbitan (Fordimapelar) berhasil meraih juara kedua dalam kejuaraan esai tingkat nasional Soedirman Event of Animal Husbandry (SEARY) 8.0 tahun 2025. Ariska Fauzia Amalia dan Juan Charlie Leonardo Tjindra asal Program Studi Psikologi, serta Anfal Christantra dari Program Studi Teknik Mesin. Babak final kompetisi tersebut berlangsung pada Sabtu, 3 Mei 2025, di Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Tim ini mengangkat esai berjudul Ecofarmix: Pengembangan Teknologi Biokonversi Pupuk Organik Berbasis IoT dengan Pemanfaatan Mikroorganisme Pengurai dari Limbah Pertanian untuk Meningkatkan Produktivitas Pertanian. Karya mereka berhasil meraih medali perak pada sub-tema ‘Ekonomi’.
Ketua tim, Ariska, menjelaskan latar belakang penulisan esai tersebut. “Inspirasi awal datang dari pengalaman nenek saya yang mengeluhkan mahalnya harga pupuk dan ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. Pupuk kimia mencemari tanah dan air, yang pada akhirnya memperparah kerusakan lingkungan. Kami ingin menawarkan solusi yang ramah lingkungan dan efisien,” jelas Ariska yang juga menjabat sebagai Ketua UKM Fordimapelar.
Solusi yang ditawarkan berupa teknologi Ecofarmix, sebuah inovasi berbasis Internet of Things (IoT) yang memanfaatkan proses biokonversi limbah pertanian menjadi pupuk organik secara real-time. “Kami menggunakan mikroorganisme aerob, seperti Effective Microorganism (EM4), untuk mempercepat proses dekomposisi limbah,” lanjutnya.
Penyusunan esai dilakukan selama tiga minggu dengan bimbingan dari dosen Program Studi Teknik Mesin, Mastuki, S.Si., M.Si.
Juan Charlie menambahkan bahwa tim berharap inovasi tersebut dapat memberikan dampak luas. “Kami berharap solusi ini memberikan manfaat bagi masyarakat, lingkungan, dan perekonomian. Jika diterapkan, Ecofarmix berpotensi meningkatkan kesuburan tanah, menekan biaya pupuk, dan mengurangi pencemaran lingkungan,” ujarnya